• Seren Taun

    Persiapan pesta selalu di warnai dengan semangat kebersamaan dan kepatuhan terhadap adat istiadat yang mereka yakini, semangat tersebut yang membuat setiap pengunjung merasa betah untuk tinggal. Bayangkan saja, selama pesta pengunjung bebas untuk bertamu dan menginap di rumah warga, di rumah tersebut selalu tersaji makanan, berapa kali dan berapa banyak pun yang kita makan tidak jadi masalah, dan yang menarik semua itu tersedia dengan gratisss.....

  • Wisata Tropis

    That night, we enjoyed a home stay in Bapa Sanukuli and Ibu Sariana house, They were living in a traditional house with a furnace and they served us fried bananas, potatoes and sticky rice, eating these nice food with drinking hot tea, I felt like I was at home. Next morning, I got up with the calls of goats in the backyard, after we warmed up our bodies with coffee served by Ibu Sariana, we ate breakfast (nasi goreng) at the common space and.....

  • Air Terjun

    Keindahan air terjun merupakan salah satu daya tarik yang banyak diminati wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pada umumnya air terjun terbentuk karena terjadinya patahan kulit bumi sehingga aliran air terpotong membentuk loncatan air sesuai prinsip aliran air dari ketinggian ke tempat yang lebih rendah. TNGH mempunyai banyak air terjun.....

  • Bird Watching

    Wendy adalah salah satu WISMAN asal Negara Kincir Angin yang datang ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak (tepatnya bermalam di Kampung Citalahab), menggunakan fasilitas homestay, menikmati menu local yang disiapkan pengelola homestay yang sangat sederhana namun tak mengalahkan hidangan hotel bintang5 (Pengakuannya) Wendy dan family datang ke TNGHS hanya untuk melihat beberapa spesies burung endemic di pulau Jawa yang ada di Halimun (Luntur Gunung dan Elang Jawa).....

Kasepuhan Adat Ciptagelar


Kasepuhan adat Ciptagelar adalah satu kampung adat yang masuk dalam Kesatuan Adat Banten Kidul, kasepuhan adat ciptagelar masih memegang kuat adat dan tradisi yang diturunkan sejak 640 tahun yang lalu. Kasepuhan ini dipimpin oleh seorang Abah yang diangkat berdasarkan keturunan, sampai saat ini kasepuhan adat Ciptagelar sedang dipimpin oleh Abah yang ke sebelas sejak tercatatnya kasepuhan ini dari tahun 1368.

Kasepuhan adat Ciptagelar berdiri di Bogor 640 tahun yang lalu. Tempat tinggal kasepuhan selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, pindahnya tempat tinggal ini dikarenakan datangnya wangsit dari leluhur kepada abah. Pada akhir tahun 2000 Abah Anom (alm. Encup Sucipta) sebagai pemimpin kasepuhan pada saat itu menerima wangsit (perintah) dari leluhur untuk pindah dari Kampung Ciptarasa ke Kampung Ciptagelar. Ciptagelar artinya terbuka atau pasrah menerima perpindahan tersebut. Wangsit ini diterima oleh alm. Abah Anom setelah melalui proses ritual beliau yang hasilnya tidak boleh tidak, mesti dilakukan. Oleh karena itu perpindahan kampung adat merupakan kesetiaan dan kepatuhan kepada para leluhur.

Secara administratif, kampung Ciptagelar berada di wilayah dusun Sukamulya, desa Sirnaresmi, kecamatan Cisolok, kabupaten Sukabumi. Jarak kampung Ciptagelar dari desa Sirnaresmi 14 km, dari kota kecamatan 27 km, dari pusat pemerintahan kabupaten Sukabumi 103 km dan dari Bandung 203 km ke arah barat. Kampung Ciptagelar berada pada posisi koodinat S 6°47'10,4" pada saat ini kasepuhan Ciptagelar dihuni oleh 293 orang yang terdiri dari 84 kepala keluarga yakni 151 orang laki-laki dan 142 orang perempuan (data tahun 2008).


Sistem Pertanian
Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Di ciptagelar panen padi hanya dilakukan sekali dalam setahun, hal ini berbeda dengan masyarakat pada umumnya yang melakukan panen 3-4 kali dalam setahun. Sistem penanaman lahan pun memiliki aturan, yaitu lahan digunakan untuk penanaman padi sekali dalam setahun dan diselingi dengan menanam sayuran agar unsur hara didalam tanah tidak rusak dan kembali netral.

Komoditas utama dari hasil pertanian Incu Putu (warga) Ciptagelar ini adalah padi. Hasil dari panen padi tersebut disimpan didalam leuit (lumbung). Satu keluarga memiliki satu atau lebih leuit yang masing-masing leuit dapat menampung antara 500-1000 pocong (ikat) padi. Terdapat satu lumbung yang dikhususkan untuk menampung sebagian hasil panen warga dimana setiap satu kepala keluarga diharuskan menyimpan satu ikat padi dilumbung tersebut, lumbung tersebut dinamakan leuit si jimat. Dengan adanya leuit si Jimat ini, warga yang membutuhkan padi dapat meminjam dari lumbung tersebut. Leuit si Jimat ini dapat menampung sekitar 8700 ikat (pocong) padi.

Adat Istiadat Kasepuhan Ciptagelar
Pakaian aday yang biasa digunakan masyarakat sekitar Kasepuhan adalah baju koko warna hitam atau putih (bersih) dan iket atau ikat kepala untuk kaum lelaki. Untuk kaum wanita biasanya menggunakan samping atau kain sarung serta kebaya. Pakaian adat ini harus dipakai saat masuk kedalam Imah Gede (rumah Abah untuk menerima tamu dan tempat melakukan kegiatan-kegiatan adat).

Tempat tinggal warga Ciptagelar juga harus mengikuti aturan dari leluhur dengan menggunakan rumah panggung (atap yang terbuat dari daun kirai dan ijuk, dinding dari bilik bambu dan umpakan). Warga kasepuhan Ciptagelar tidak menggunakan genteng sebagai atap rumahnya, karena hidup dibawah genteng yang terbuat dari tanah hanya untuk orang yang sudah meninggal yang berada dibawah tanah.

Selain pakaian adat dan rumah adat yang menjadi ciri khas masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, terdapat upacara-upacara adat atau ritual adat yang rutin dilaksanakan. Adapun upacara adat yang terkenal hingga luar kota dan rutin dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Ciptagelar adalah Seren Taun. Maksud diadakan Seren Taun ini adalah sebagai ucapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Dalam acara Seren Taun berbagai macam kesenian ditampilkan diantaranya Jipeng, Topeng, Angklung, dog-dog lojor, wayang golek dan lain-lain. Acara tradisi Seren Taun ini dihadiri oleh seluruh warga adat Banten Kidul, undangan-undangan, serta masyarakat luar Kasepuhan Ciptagelar.

Seren Taun merupakan acara puncak dari segala kegiatan masyarakat Kasepuhan, seperti: Upacara Ngaseuk, Syukuran Penanaman Padi/Upacara Sapang Jadian Pare, Selamatan Pare Ngidam, Mapag Pare Beukah, Upacara Sawenan, Syukuran Mipit Pare, Nganjaran/Ngabukti, Ponggokan.

Selain upacar-upacara adat yang terkait dengan padi, ada upaca lain yang dilakukan masyarakat baik pimpinan Abah maupun secara pribadi yaitu:
- Selamatan empat belasna, disaat bulan purnama
- Upacara Nyawen bulan Safar, pemasangan jimat kampung
- Selamat Rosulan-permohonan
- Selamatan Beberes-menghindarkan masalah karena pelanggaran
- Sedekah Maulud dan Ruwah - saling mengirim makanan

sumber: Tim KKNM UNPAD 2008

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Kampung Halimun. Original Concept and Design by My Blogger Themes | Tested by Blogger Templates | Best Credit Cards